Senin, 10 Maret 2014

Inilah 5 Mobil 'Sejuta Umat' di Indonesia yang Masih Bertahan

Tahun ini pasar varian minibus kecil (low Multi Purpose Vehicle/MPV) dipercaya tetap meningkat dan mencengkeram Indonesia. Setidaknya itu diyakini pemimpin pasar yakni PT Toyota Astra Motor (TAM).

Pabrikan asal Jepang ini percaya perubahan pasar memang akan terjadi, terutama seiring populernya mobil murah ramah lingkungan (LCGC). Akan tetapi, hal itu belum nampak dalam waktu dekat.

Presiden Direktur TAM Johnny Darmawan punya analisis sendiri. Dia menilai sasaran utama pembeli LCGC yakni pengguna sepeda motor, rupanya belum bersedia beralih ke mobil.

"Ini fundamental ya, ada faktor mereka masih lebih senang naik motor. Tapi itu satu faktor saja," ujarnya di Jakarta, Minggu (9/3).

Mobil low-MPV oleh pengamat industri otomotif selama ini kerap dijuluki kendaraan 'sejuta umat'. Popularitasnya sangat tinggi di Indonesia, sampai orang dari kalangan manapun terbiasa melihatnya lalu lalang di jalanan.

Kedigdayaan low-MPV di negara ini dimulai berkat SK Menteri Perindustrian No.168/M/SK/9/79 yang diterbitkan sebelum era 1980-an. Beleid ini intinya memberi keringanan pajak pada kendaraan minibus, bukannya Sedan. Mobil sedan pada zaman tersebut mayoritas diproduksi pabrikan Eropa, sedangkan kendaraan minibus saat itu rata-rata dibuat perusahaan Jepang.

Paket kebijakan otomotif pada 1993 juga dianggap sukses menciptakan dominasi Toyota Kijang, kendaraan sejuta umat pada masa jayanya. Saat itu Toyota dapat keringan pajak. Alasannya pabrikan ini sukses meningkatkan kandungan lokal dalam proses produksi mobil tersebut hingga 47 persen.

Faktor lain low-MPV populer dikarenakan penumpangnya muat banyak, bisa menampung 8 orang. Kapasitas itu membuat varian minibus digemari penduduk Indonesia yang memiliki kekerabatan tinggi. Mobilitas dengan kendaraan roda empat biasanya dilakukan bersama-sama keluarga.

Tren city car dengan kapasitas di bawah lima orang sebagai pesaing mobil MPV, baru muncul lima tahun belakangan. Itu seiring meningkatnya jumlah keluarga muda di kota-kota besar Indonesia.

Analisis masih ampuhnya mobil sejuta umat, terbukti dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Dari total penjualan sepanjang 2013, jenis low-MPV 4X2 menguasai 30,8 persen dari seluruh penjualan kendaraan roda empat di Indonesia. Ada 379.205 unit mobil sejuta umat dari pelbagai merek yang dibeli konsumen di Tanah Air.

Terlihat pula dari data Gaikindo, bahwa penjualan LCGC belum seheboh yang diperkirakan. Sepanjang tahun lalu, merek terkenal seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, ataupun Honda Brio Satya baru menguasai 4,16 persen pangsa pasar, atau setara 51.180 unit.

Perbedaan harga antara low MPV dan LCGC rupanya juga belum terlalu mempengaruhi minat konsumen. Rata-rata kendaraan sejuta umat biasa dibanderol di kisaran harga Rp 180-300 juta per mobil.

Rentang harga ini jauh di atas mobil murah yang dibanderol mulai Rp 90-an juta. Nyatanya, konsumen LCGC yang benar-benar baru pertama kali membeli mobil (new entry) hanya 20 persen. "Kita dari industri sepakat, LCGC baru benar-benar sukses kalau new entry bisa sampai 50 persen" kata Johnny soal indikator perubahan rezim mobil sejuta umat di masa mendatang.

Akan tetapi, Johnny yang juga aktif sebagai ketua Gaikindo memperkirakan akan ada tren perang harga di segmen low MPV tahun ini. Soalnya, masing-masing Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) ingin masuk dan merasakan kue manis pasar mobil sejuta umat.

Beberapa nama baru yang tahun ini meramaikan pasar low-MPV adalah Mazda VX, Honda Mobilio, serta Datsun Go. Johnny meyakini, rentang harga tidak mungkin dinaikkan, sehingga yang terjadi justru perang banting harga.

"Konsumen menurut saya akan diuntungkan, tapi dari Toyota, kita enggak bisa bermain tanpa diskon. Bohong saya kalau bilang (tak ikut diskon) hanya karena kami Toyota. Cuma kalau pesaing banting harga X ditambah alpha, kita banting sekian X saja," ungkapnya.

Dengan persaingan segmen low MPV akan semakin panas dan ketat, siapa deretan penguasa pasar mobil sejuta umat saat ini di Indonesia dan apa rahasianya?

Berikut rangkuman data merdeka.com. Hasilnya adalah daftar lima mobil yang paling pantas menyandang status kendaraan sejuta umat di nusantara:


5. Chevrolet Spin


Chevrolet Spin terlahir sebagai sosok MPV dengan beberapa keunggulan. Mobil ini sejak awal memang didesain untuk bersaing di pasar khas, terutama Thailand dan Indonesia.?

Sebagai tambahan untuk mobil berpenumpang 7 orang, tempat duduk bergaya teater juga memberikan pandangan yang jelas ke depan dengan ruang yang luas. Harga jual mobil ini dibanderol General Motor, asal Amerika, di kisaran Rp 139 juta hingga Rp 189 juta.

Berkat seri Spin saja yang laku lebih dari 2.000 unit, General Motor menangguk untung besar, dengan total penjualan sepanjang 2013 hingga 11.000 unit.

Sekarang ada tujuh tipe Spin tersedia di pasaran. Berkat low-MPV ini pula, GM yang jarang menikmati pangsa pasar besar di Indonesia berani menambah jaringan dealer menjadi 50 unit, khususnya di Sumatera dan Kalimantan.

Spin kini berada di urutan kelima, sebagai juara mobil sejuta umat di Indonesia.


4. Nissan Grand Livina


Seri Grand Livina adalah tulang punggung buat pabrikan Nissan. Kendaraan roda empat kategori low-MPV ini terbukti sukses menjadi salah satu yang terlaris di Indonesia.

Bahkan, khusus Juli 2013, seri Livina sempat didapuk sebagai mobil paling laku di Indonesia dengan penjualan 3.410 unit.

PT Nissan Motor Indonesia (NMI) selaku agen tunggal pemegang merek Nissan di Tanah Air melaporkan sepanjang 2013, mereka meraih penjualan 61.500 unit. Itu sangat terbantu Grand Livina yang menyumbang separuhnya.

Nissan Grand Livina disambut positif oleh pasar dan berhasil menjadi salah satu kendaraan MPV idaman keluarga di Indonesia lantaran menawarkan kenyamanan tinggi.

Tampilan body berbeda dari kompetitor, ditambah desain interior yang terkesan mewah. Selain itu, MPV ini juga mudah dikendarai di dalam kota berkat respon cepat dan handling stabil. Tak hanya itu, All-New Nissan Grand Livina juga menghadirkan ketenangan di dalam mobil karena kemampuannya meredam suara dari luar.

Semua faktor itu membuatnya sebagai mobil sejuta umat keempat di Indonesia.


3. Suzuki Ertiga


Sejak dimunculkan pada Maret 2012, Suzuki Ertiga langsung mengguncang pasar low-MPV.

Ertiga ternyata punya sejumlah keunggulan dibanding mobil-mobil yang sebelumnya menguasai pangsa kendaraan sejuta umat. Tawaran utama Suzuki adalah fitur keamanan, keselamatan, harga, dan kenyamanan.

Dari segi ukuran, Suzuki Ertiga memiliki panjang 4.265 mm, lebar 1.695 mm dan tinggi 1.685 mm. Wheelbase-nya sendiri 2.740 mm, menunjukkan ruang kabin yang lebih lapang dibanding kompetitornya.

Mengatasi potensi curanmor, Ertiga untuk varian GX dan GL punya fungsi immobilizer. Ini jadi salah satu alasan konsumen Indonesia jatuh cinta pada MPV yang dibanderol di kisaran Rp 143-179 juta per unit itu.

Melihat animo masyarakat, tahun lalu Suzuki langsung memperkenalkan tiga produk baru mobil ditargetkan jadi sejuta umat ini kepada masyarakat Indonesia. Yaitu Ertiga AC Double Blower, Ertiga bertransmisi otomatis, dan Suzuki Ertiga Elegant.

Tahun lalu, semua varian Ertiga terjual 65.000 unit, sehingga memberi pangsa pasar 16 persen kepada Suzuki. Untuk Januari tahun ini saja, Suzuki Ertiga telah terjual 5.467 unit. Alhasil, pabrikan itu menjadi juara ketiga pasar mobil sejuta umat.


2. Daihatsu Xenia


Xenia adalah mobil keluarga. Apalagi dengan dana yang tidak terlalu besar. Kendaraan ini bisa diperoleh dengan harga tak semahal pesaingnya, di kisaran Rp 110 juta ke atas.

Setiap kota bahkan punya cerita sendiri mengenai mobil keluaran PT Astra Daihatsu Motor ini. Sebagai contoh, di Kota Bandung, Jawa Barat, konsumen lebih suka Xenia bertransmisi manual.

Sebaliknya, di Jakarta, para pembeli kebanyakan menginginkan kopling otomatis. Cerita unik demikian, tersebar di banyak wilayah lain.

Tahun lalu, low MPV All New Xenia menjadi penopang utama penjualan Daihatsu. Kontribusi penjualan mobil sejuta umat yang lahir pada 2003 ini mencapai 64.611 unit atau 34.75 persen dari total wholesales Daihatsu.

Sampai-sampai, Daihatsu kewalahan karena permintaan tiap bulan, tidak sesuai dengan kapasitas produksi. Harga jual yang tak terlalu jatuh, jadi keunggulan lain pula. Selama 9 tahun, Xenia adalah mobil sejuta umat kedua di Indonesia.


1. Toyota Avanza


Raja diraja semua mobil sejuta umat yang pernah ada di Tanah Air. Capaiannya bahkan sudah melampaui 'seniornya', Toyota Kijang yang berjaya di 90-an.

Museum Rekor Indonesia (MURI) menganugerahkan 13 penghargaan buat Toyota Avanza, salah satunya, mobil tercepat sepanjang sejarah yang mampu terjual 1 juta unit.

Rekor demi rekor masih dicatatkan saudara tua Daihatsu Xenia ini. Pada November 2013, rekor penjualan pecah, karena Avanza laku 19.013 unit. Itu terjadi ketika aturan uang muka pembelian mobil diketatkan ke minimal 30 persen.

Harga jual yang tidak jatuh, serta layanan purna jual, adalah senjata utama Avanza. Lahir sejak 2004, rutin mobil ini menguasai pasar low-MPV.

Untuk tahun lalu, mobil yang dapat menampung 8 penumpang ini terjual 213.458 unit, menguasai pangsa pasar 49,2 persen di segmen low MPV.

Kontribusi seri Avanza saja terhadap penjualan mobil nasional sudah mencapai sekitar 17,36 persen. Ini peningkatan drastis, lantaran pada di awal 2004 mobil yang biasa disebut 'baby Kijang' itu baru laku 39.730 unit. Penjualan Avanza selalu di atas 16.000 unit per bulan

Cengkeraman Avanza belum akan berhenti. Keluarnya model baru seperti Toyota Veloz merupakan strategi penting, yang membuat posisi pemimpin pasar kendaraan sejuta umat masih mereka pertahankan.

Inilah kendaraan sejuta umat nomor satu yang sedang mengukir statusnya sebagai legenda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar