Banyak orang bilang, musik makin kesini makin gak berkualitas.
Dan banyak yang membandingkannya dengan tahun 90'an. Angkatan lama pasti setuju, sementara generasi muda pada protes.
Ane mencoba melihat kembali dan membandingkan seberapa jauh sih bedanya musik saat ini dengan musik-musik "kemarin". Apa kira-kira yang membuat orang beranggapan bahwa 90's merupakan masa keemasan dunia musik.
Gak usah jauh-jauh, kita liat musisi negara kita sendiri dulu.
Ini opini TS, klo mau nambahin silahkan, kalo mau berargumen juga silahkan.
1. Eksis Karna Alasan
Punya musikalitas yang bagus. Album yang berisi tidak hanya satu, tapi banyak hits. Besar karna karyanya, bukan karna kontroversinya.
2. Kualitas Musisi
Orisinil, mampu menulis lagu sendiri, bukan hanya menyanyikan lagu ciptaan orang lain. Apalagi kalau sampai sukses cuma karna nyanyi lagu cover-an atau menjiplak gaya band lain. Isi lirik, pemilihan nada, dan komposisinya juga harus variatif.
3. Kuping & Mata
Musik dinikmati dengan telinga, artisnya kita nikmati dengan mata. Girlband dengan isi cewek cantik, atau berpakaian sexy? No problem, asal suaranya gak melintir pas salah nafas. Dan kalo satu grup ada 7 orang, ya 7 orang itu harus bisa nyanyi. Bukan cuma ikutan lipsync sambil joget saja.
4. Lirik Bagus dan Puitis
Lihat contoh diatas…mana yang lebih enak dibacanya? Musik itu indah, dan seharusnya diiringi oleh lirik yang indah pula. Terutama sekali bila itu lagu tentang cinta. Saat ini, musik justru banyak menggunakan bahasa lugas dan terlalu “normal”.
5. Merakyat.
Band dan musiknya bukan cuma harus mampu menyentuh berbagai golongan dan kelas karna nada yang “catchy” atau menggambarkan kehidupan sehari-hari. Musik harus bisa mewakili politik, kedamaian, kerja keras, makna hidup yang tidak hanya cinta mlulu. Berapa banyak sih jomblo-jomblo yang ditinggal mati?
6. Fans Pintar
Musisi yang baik, melahirkan fans yang pintar. Lagunya mendidik, informatif, dan pas dengan “umur” yang menyanyikannya.
Mana yang lebih baik? Jadi fans yang kerjaannya belanja aksesoris band, buang duit buat nonton konser jutaan, dan berantem antar fans club. Atau, fans yang kerjaanya kumpul, bakti sosial, nonton konser amal terbuka, dan tingkat solidaritasnya yang tinggi.
Ilustrasi diatas sebagai contoh aja.
Bukan bermaksud menghina. Cuma berusaha objektif aja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar