Bagi kamu yang tinggal di daerah Jakarta mungkin tidak asing dengan sebuah koran/surat kabar yang bernama Lampu Merah. Ya, koran itu terbit tiap hari (kecuali hari Libur Nasional) yang kerap kali mengundang kontroversi.
Nama Lampu Merah sendiri karena konon banyak tindakan kriminal yang terjadi di sekitar lampu merah. Namun yang membuat koran ini kontroversial adalah pemilihan judul-judul berita yang terkesan provokatif dan tidak sopan. Dilansir berbagai sumber, berikut ini kumpulan judul berita koran Lampu Merah yang mungkin membuat siapa saja tertawa terbahak-bahak sekaligus geleng kepala.
Sungguh, kalau surat kabar biasa mungkin akan menulis judul 'Seorang Pria Dipukuli Warga Karena Mondar-Mandir' dan itu sudah cukup membuat beberapa orang ingin membaca beritanya kenapa mondar-mandir bisa dipukuli warga? Tapi Lampu Merah menulis dengan lebih bombastis. 'Cowok Geblek Mondar-Mandir di Rumah Orang. Ditanya Baik-Baik Malah Ngajak Berantem. Digebukin Ampe Goblok' Judul atau paragraf ya?
Kasus perkosaan memang selalu menjadi kerugian bagi korban. Karena perkosaan terjadi atas dasar paksaan dan membuat masa depan seseorang menjadi taruhannya. Kasus yang seharusnya mendapat simpati ini malah dibuat judul yang berima seperti membuat pantun. Bagaimana perasaan si korban yang membaca judul ini ya? Mungkin ingin membuat suasana lebih menyenangkan.
Aksi Vicky Prasetyo memang amat sangat menghebohkan di tahun 2013 lalu. Bagaimana Vicky terkenal dengan logat bahasa Inggris grammar hancur yang menjadi trend publik. Trend Vicky bahkan membuat Lampu Hijau (nama baru Lampu Merah) menjadikannya sebagai judul yang harusnya berjudul 'Fahrul Pemuda 18 Tahun Dari Galur Dijebloskan ke Penjara Polsek Johar Karena Menjambret Gadis Manis'.
Beberapa orang menilai bahwa judul berita ini cukup mencengangkan lantaran seperti anjuran untuk bunuh diri. Ya, Lampu Hijau menulis sebuah judul yang harusnya 'Pemuda Nekat Gantung Diri Dengan Sarung' menjadi layaknya kalimat ajakan yang berarti daripada hidup galau mending pilih mati bunuh diri .
Banyak orang yang penasaran mengapa jajaran redaksi Lampu Merah memilih judul-judul berita yang berbeda dengan media massa kebanyakan. Jika kebanyakan media massa cetak memilih judul yang singkat dan bermaksud mengundang penasaran, koran ini justru menuliskan judul dengan kalimat-kalimat yang cukup 'berani'. Bagaimana menurutmu?
Karena cenderung memakai susunan kalimat yang tidak baku dan cenderung tak sopan seenaknya sendiri, kamu akan menemukan banyak kata lokal dalam koran Lampu Merah atau Lampu Hijau yang sengaja mencetaknya dalam warna merah agar semua orang membacanya. Seperti ini, alih-alih ditulis payudara wanita, mereka malah menulis kata lain yang sepertinya anak-anak akan bingung dan bertanya.
Memang kebijakan sebuah media massa menjadi hak sepenuhnya jajaran redaksi. Termasuk dengan pemilihan judul serta gaya tulisan dari koran ini. Hanya saja beberapa orang menuding bahwa koran ini kurang sensitif dalam membaca sebuah kasus dan selalu berkesan humor. Bagaimana perasaan korban membaca beritanya ya?
Alih-alih menulis normal 'Mayat Gadis Tanpa Busana Ditemukan di Kebun Teh' yang terlihat lebih serius dan elegan, Lampu Merah justru menulis dengan kalimat 'Cewek Tiduran di Kebun Teh. Gak Pake Baju Ama Celana. Gak Pake Nafas Juga. Gak Pake Lama Warga Lapor Polisi'. Sungguh, tentunya oplah penjualan Lampu Merah atau Lampu Hijau ini cukup tinggi mengingat banyak yang tertarik karena pilihan judulnya saja.
Apa yang ada di benakmu ketika membaca judul salah satu berita di koran Lampu Hijau ini? Apakah menurutmu yang sedikit 'kehilangan pikirannya' adalah para pihak kepolisian yang mencoba mengidentifikasi mayat yang ditemukan ataukah sang editor yang menulis judul untuk berita ini? Karena bertanya kepada mayat itu adalah tindakan yang sangat tak masuk akal. Bagaimana mungkin mayat yang sudah tak bernyawa bisa menjawab pertanyaan? Mungkin ingin sedikit bercanda di tengah kasus kriminal ya.
Baiklah, judul berita ini sungguh sangat miris. Bagaimana Lampu Merah ingin menceritakan fenomena anak alay yang memilih mengakhiri hidupnya berulang kali dengan bunuh diri karena patah cinta. Lebih mengejutkan lagi, bahwa pacar si korban yang berusaha bunuh diri ini satu jenis kelamin dengan dirinya. Dengan demikian maka berarti si korban dan kekasih yang ditinggal mati itu besar kemungkinan menderita homoseksual. Waduh, harus bagaimana ya berkomentar?
1. Digebuk Sampai Goblok
Sungguh, kalau surat kabar biasa mungkin akan menulis judul 'Seorang Pria Dipukuli Warga Karena Mondar-Mandir' dan itu sudah cukup membuat beberapa orang ingin membaca beritanya kenapa mondar-mandir bisa dipukuli warga? Tapi Lampu Merah menulis dengan lebih bombastis. 'Cowok Geblek Mondar-Mandir di Rumah Orang. Ditanya Baik-Baik Malah Ngajak Berantem. Digebukin Ampe Goblok' Judul atau paragraf ya?
2. Perkosaan Dibuat Humor
Kasus perkosaan memang selalu menjadi kerugian bagi korban. Karena perkosaan terjadi atas dasar paksaan dan membuat masa depan seseorang menjadi taruhannya. Kasus yang seharusnya mendapat simpati ini malah dibuat judul yang berima seperti membuat pantun. Bagaimana perasaan si korban yang membaca judul ini ya? Mungkin ingin membuat suasana lebih menyenangkan.
3. Meniru Vicky Prasetyo
Aksi Vicky Prasetyo memang amat sangat menghebohkan di tahun 2013 lalu. Bagaimana Vicky terkenal dengan logat bahasa Inggris grammar hancur yang menjadi trend publik. Trend Vicky bahkan membuat Lampu Hijau (nama baru Lampu Merah) menjadikannya sebagai judul yang harusnya berjudul 'Fahrul Pemuda 18 Tahun Dari Galur Dijebloskan ke Penjara Polsek Johar Karena Menjambret Gadis Manis'.
4. Galau Disuruh Bunuh Diri
Beberapa orang menilai bahwa judul berita ini cukup mencengangkan lantaran seperti anjuran untuk bunuh diri. Ya, Lampu Hijau menulis sebuah judul yang harusnya 'Pemuda Nekat Gantung Diri Dengan Sarung' menjadi layaknya kalimat ajakan yang berarti daripada hidup galau mending pilih mati bunuh diri .
5. Semua Judul Tak Sopan
Banyak orang yang penasaran mengapa jajaran redaksi Lampu Merah memilih judul-judul berita yang berbeda dengan media massa kebanyakan. Jika kebanyakan media massa cetak memilih judul yang singkat dan bermaksud mengundang penasaran, koran ini justru menuliskan judul dengan kalimat-kalimat yang cukup 'berani'. Bagaimana menurutmu?
6. Anak Kecil Tak Boleh Baca
Karena cenderung memakai susunan kalimat yang tidak baku dan cenderung tak sopan seenaknya sendiri, kamu akan menemukan banyak kata lokal dalam koran Lampu Merah atau Lampu Hijau yang sengaja mencetaknya dalam warna merah agar semua orang membacanya. Seperti ini, alih-alih ditulis payudara wanita, mereka malah menulis kata lain yang sepertinya anak-anak akan bingung dan bertanya.
7. Lagi-Lagi Perkosaan Dihumorkan
Memang kebijakan sebuah media massa menjadi hak sepenuhnya jajaran redaksi. Termasuk dengan pemilihan judul serta gaya tulisan dari koran ini. Hanya saja beberapa orang menuding bahwa koran ini kurang sensitif dalam membaca sebuah kasus dan selalu berkesan humor. Bagaimana perasaan korban membaca beritanya ya?
8. Deskripsi Menemukan Mayat
Alih-alih menulis normal 'Mayat Gadis Tanpa Busana Ditemukan di Kebun Teh' yang terlihat lebih serius dan elegan, Lampu Merah justru menulis dengan kalimat 'Cewek Tiduran di Kebun Teh. Gak Pake Baju Ama Celana. Gak Pake Nafas Juga. Gak Pake Lama Warga Lapor Polisi'. Sungguh, tentunya oplah penjualan Lampu Merah atau Lampu Hijau ini cukup tinggi mengingat banyak yang tertarik karena pilihan judulnya saja.
9. Bertanya ke Mayat
Apa yang ada di benakmu ketika membaca judul salah satu berita di koran Lampu Hijau ini? Apakah menurutmu yang sedikit 'kehilangan pikirannya' adalah para pihak kepolisian yang mencoba mengidentifikasi mayat yang ditemukan ataukah sang editor yang menulis judul untuk berita ini? Karena bertanya kepada mayat itu adalah tindakan yang sangat tak masuk akal. Bagaimana mungkin mayat yang sudah tak bernyawa bisa menjawab pertanyaan? Mungkin ingin sedikit bercanda di tengah kasus kriminal ya.
10. Kisah Cinta Tragis
Baiklah, judul berita ini sungguh sangat miris. Bagaimana Lampu Merah ingin menceritakan fenomena anak alay yang memilih mengakhiri hidupnya berulang kali dengan bunuh diri karena patah cinta. Lebih mengejutkan lagi, bahwa pacar si korban yang berusaha bunuh diri ini satu jenis kelamin dengan dirinya. Dengan demikian maka berarti si korban dan kekasih yang ditinggal mati itu besar kemungkinan menderita homoseksual. Waduh, harus bagaimana ya berkomentar?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar