Rabu, 26 Februari 2014

[SADIS] Inilah 4 Penderitaan anak-anak di Panti Asuhan Samuel

10 Anak dari panti asuhan itu diperiksa di Mapolda Metro Jaya. Terungkap keterangan baru yang mengerikan.


Sebanyak 10 anak yang tinggal di Panti Asuhan, Tangerang kemarin mendatangi Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polda Metro Jaya, Rabu (26/2). Mereka tiba di Polda Metro Jaya sekitar pukul 12.45 WIB dengan didampingi oleh pihak LBH Mawar Saron.

Kepala Divisi Non Litigasi LBH Mawar Saron, Jecky Tengens menuturkan sepuluh bocah tersebut diperiksa sebagai saksi untuk mewakili teman-temannya yang bernasib sama dengan mereka. Selain itu, kedatangan LBH Mawar Saron untuk mempertanyakan perkembangan proses penyelidikan terkait kasus penganiayaan terhadap 30 anak di panti asuhan tersebut.

Sebelumnya, enam orang korban kekerasan yang terjadi di panti asuhan tersebut telah menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Senin (24/2). Keenamnya diperiksa mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Keenamnya yakni J (12), Y (13), YE (14), LA (17), JJ (9), YA (13).

Kasus kekerasan di panti itu tengah disorot. Selama di sana, mereka diberlakukan tidak wajar. Sangat menderita. Berikut ini cerita dan keterangan para korban:


1. Bayi 6 bulan digigit kemaluannya

ilustrasi

Menurut keterangan penghuni panti, P (14) dan N (14), pernah ada satu bayi berumur 6 bulan di panti tersebut yang mengalami pelecehan seksual.

"Ada fakta baru yang terungkap, ada bayi usia 6 bulan yang mengalami pelecehan seksual," ujar salah satu pendamping para korban dari LBH Mawar Saron, Eric Manurung di Mapolda Metro Jaya, Rabu (26/2).

Eric menambahkan pelecehan seksual yang dialami bayi perempuan malang tersebut berupa gigitan di bagian kemaluannya. "Ci yang dipanggil ayah ini pernah gigit di kemaluan bayi tersebut," ungkap Eric.

Tak hanya menggigit kemaluan, menurut saksi korban yang diperiksa penyidik, Chemuel juga kerap menggigit di bagian hidung dan pipi. "Pernah gigit di pipi, hidung sama ya itu kemaluannya," tandas Eric.


2. Semalam tinggal bersama 6 anjing

ilustrasi

Kisah 30 anak yang tinggal di Panti Asuhan Samuel benar-benar tragis. Selain ada yang pernah mengalami pelecehan seksual, seorang anak berusia 8 tahun berinisial J pernah dikurung selama sehari di kandang bersama enam ekor anjing besar. Penyebabnya karena J melarikan diri dari panti.

J dihukum oleh pemilik panti, Chemuel dan Yuni. Kedua pemilik panti itu biasanya dipanggil Ayah dan Bunda.

"Saya pernah dikurung di kandang anjing selama sehari dari sore hingga pagi hari, karena saya suka kabur-kaburan dari panti," ujar J saat ditemui di Kantor Lembaga Bantuan Hukum Mawar Sharon, di Jalan Sunter Boulevard, Jakarta Utara, Senin (24/2).

Tak puas mengurung J dalam kandang anjing, pelaku juga tega tidak memberikan makan selama sehari kepada bocah yang berhenti bersekolah sejak kelas 1 SD tersebut. "Sorenya saya dikurung, pagi-pagi baru dikeluarkan, tapi tidak dikasih makan," tandasnya.


3. Anak-anak diseret, dipukul dan diikat

ilustrasi

Kepala Divisi Non-Ligitasi LBH Mawar Sharon Jecky Tengens juga mendapatkan informasi soal kekerasan yang dilakukan oleh Chemuel.

Jecky menjelaskan, pemenuhan hak-hak dasar anak-anak di panti seperti pendidikan, kesempatan bermain dan pengasuhan yang layak pun diabaikan.

"Anak-anak di panti tersebut kerap dibiarkan begitu saja tak terurus bahkan kerap dikurung dan diberikan siksaan yang tidak manusiawi ketika si C dan Y merasa kesal dengan mereka, diseret, diikat, dipukul dengan sepatu sudah seperti menjadi makanan sehari-hari bagi anak-anak kecil yang malang ini," kisah dia.


4. Dipaksa minum air kran


Tindakan Kekerasan seksual yang dialami anak-anak Panti Asuhan Samuel, ternyata sudah dicurigai para donatur sejak pertama kali memberikan bantuan. Salah satunya donatur Debora (47).

Ia mengatakan, awalnya dia tidak pernah sedikit pun berpikiran negatif. Namun setelah mendengar pengakuan salah seorang anak asuh panti berinisial H (20) baru menyadari selama ini pihaknya memberikan bantuan di salah gunakan oleh pemilik panti tersebut.

"Saya gak pernah berpikiran negatif. Saya hanya nyumbang karena murni belas kasihan saya terhadap anak-anak panti. Namun setelah anak-anak bicara mereka ada yang disabet pakai gesper, minum dengan air keran dan tindakan kekerasan seksual saya baru pikir kok sampai begitu teganya mereka sampai anak-anak melarikan diri dan berlindung di gereja GBI Sangsakala," ujar Debora.


Sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/4-derita-anak-anak-di-panti-asuhan-samuel.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar